Rabu, 26 Desember 2012

latihan bikin KTI



Proposal Karya Tulis Ilmiah
ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
TAHUN 2008
akbidyo.jpg
Disusun oleh :
·         Ayu Bonita Avianty (120165)
·         Sitti Fatimah Yogyandari (120169)
·         Siti Hadidja Pudi (120164)
·         Nurul Vira Octaviani (120147)
·         Vebryana Eka Ayuningtyas (120141)


AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
 2012
Proposal Karya Tulis Ilmiah
ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
TAHUN 2008

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diseminarkan
Proposal Karya Tulis Ilmiah di Akademi Kebidanan Yogyakarta
Tanggal 18 Desember 2012

Disusun oleh :
·         Ayu Bonita Avianty (120165)
·         Sitti Fatimah Yogyandari (120169)
·         Siti Hadidja Pudi (120164)
·         Nurul Vira Octaviani (120147)
·         Vebryana Eka Ayuningtyas (120141)

Pembimbing I





(Yulia Purwantiningsih, M. Pd.)

Pembimbing II





(Septiana Nurul Suryani, S. S.)

Lembar Persetujuan
Proposal Karya Tulis Ilmiah

ANALISA PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
TAHUN 2008

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dilaksanakan
penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2008
Tanggal 18 Desember 2012

Disusun oleh :
·         Ayu Bonita Avianty (120165)
·         Sitti Fatimah Yogyandari (120169)
·         Siti Hadidja Pudi (120164)
·          Nurul Vira Octaviani (120147)
·         Vebryana Eka Ayuningtyas (120141)


Mengetahui :
Pembimbing I
(Yulia, M. Pd.)
       ___________________
Pembimbing II
(Septiana Nurul, S.S.) 
   _____________________
Penguji
(Abdul Wadab, M.P.H.)
   _____________________

Direktur
Akademi Kebidanan Yogyakarta





(Drs. Henri Soekirdi)
















KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, yang tiada Tuhan selain diriNya yang menguasai alam semesta ini dan telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga dengan ijinNya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Drs. Henri Soekirdi, M. Kes. Selaku Direktur Akademi Kebidanan Yogyakarta.
2.      Yulia Purwantiningsih, M. Pd. selaku pembimbing I dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
3.      Septiana Nurul Suryani, S. S. selaku pembimbing II dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4.      Abdul Wadab, M.P.H. selaku Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5.      Staf RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah membantu studi pendahuluan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
6.      Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.
7.      Staf, karyawan dan mahasiswa di Akademi Kebidanan Yogyakarta.
8.      Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa dalam kelancaran penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan evaluasi untuk perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
Yogyakarta, 18 Desember 2008

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ...................................................................................i
DAFTAR ISI  ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN     ..................................................................................1
A.    Latar Belakang            ..................................................................................1
B.     Rumusan Masalah       ..................................................................................3
C.     Tujuan ..........................................................................................................3
D.    Manfaat Penelitian      ..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA       ......................................................................5
A.    Keluarga Berencana    ..................................................................................5
B.     Alat Kontrasepsi Suntik          ......................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN   ....................................................................13
A.    Rencana Penelitian      ................................................................................13
B.     Populasi dan Sampel   ................................................................................13
C.     Lokasi dan Waktu Penelitian  ....................................................................13
D.    Pengumpulan Data      ................................................................................14
E.     Pengolahan dan Analisa Data ....................................................................14
BAB IV HASIL PENELITIAN        ....................................................................18
A.    Hasil Peneltian            ................................................................................18
B.     Analisa Univariat        ................................................................................18
C.     Analisa Bivariaat         ................................................................................19
BAB V PEMBAHASAN      ................................................................................20
A.    Pembahasan    ............................................................................................20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN      ........................................................22
A.    Kesimpulan     ............................................................................................22
B.     Saran   ........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA





















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Laju pertambahan penduduk di Indonesia dimasa ini kurang mengembirakan. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan di Indonesia  berdasarkan sensus tahun 2004 mencapai 1,26% sedangkan jumlah kelahiran pertahun 1000 penduduk mencapai 20,02% (Hasil SKDI 2002-2003). Oleh  karena itu pemerintah terus berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan tersebut adalah dengan mengikuti program KB yang dimaksudkan untuk membantu pasangan dan perorangan dalam tujuan reproduksi sehat, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden  kehamilan yang berisiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat pelayanan bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang  membutuhkan, meningkatkan mutu nasehat, komunikasi, edukasi, konseling dan pelayanan meningkatkan pemberian ASI untuk menjarangkan kehamilan (ICPD, 1994).
Program KB yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun  1992 tentang perkembangan kependudukan dan perkembangan keluarga kecil  sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kebijakan operasional dikembangkan berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga, yang selanjutnya secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi pelayanan kesehatan keluarga gerakan KB Nasional (Depkes RI.1999).
Sudah lebih dari tiga dasa warsa, program KB telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka fertilitas yang semula 5,6 per wanita pada tahun 80-an, menjadi 2,6 anak wanita usia subur (SDKI, 2002-2003).
Hal ini menunjukkan bahwa program KB telah diterima dan membudaya di masyarakat. Pencapaian peserta KB dari waktu kewaktu juga terus meningkat. Pada tahun 1994 peserta KB sebesar 54,7% dan tahun 1997 meningkat menjadi 56.4% yang kemudian meningkat menjadi 60,3% (SDKI,2002-2003).
Dari pencapaian tersebut,  asyarakat lebih memilih alat kontrasepasi yang sifatnya praktis dan efektifitas tinggi, seperti pil dan suntik (Hantanto, 2003). Di Indonesia menurut penelitian The National and Economic Survey (1997-1998). Akseptor KB suntik mencapai 21,1% dari total  jumlah  akseptor KB yang popular dipakai adalah Depo Provera 150 mg. Sedangkan SDKI tahun 2002-2003, kontrsepsi suntik dengan prevalensi 27,8% yang kemudian disusul pil 13,22% sedangkan peserta pria masih relatif rendah yaitu mencapai 2%.
Kontrasepsi hormonal seperti suntik memiliki daya kerja yang lama, tidak membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya tinggi, artinya kembali kesuburan setelah pamakain berlangsung cepat (FK UNPAD: 1996). Namun setiap metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping tersendiri metode hormonal seperti suntik ini umumnya menpunyai efek samping yang berupa gangguan haid, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala dan kenaikan tekanan darah (Hartanto, 2003).
Perubahan kenaikan berat badan merupakan kelainan metabolisme  yang paling sering dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntik yaitu hormon estrogen dan progesteron.
Dari hasil pre survei 20 orang pengguna alat kontrasepsi suntik di RSUD Panembahan Senopati Bantul, 8 orang mengalami peningkatan berat badan <5%, 8 orang mengalami peningkatan  berat badan 5-10%, 2 orang mengalami peningkatan >10% dan 2 orang berat badan tetap atau cenderung menurun. Setelah pemakaian lebih dari satu tahun.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitan mengenai “Analisis Perbedaan Berat Badan Sebelum dan  Sesudah Menggunakan KB Suntik di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah penelitian adalah “Analisis Perbedaan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Menggnakan KB Sutik di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

C.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengidentifikasi bagaimana berat badan ibu sebelum menggunakan alat kontrasepsi suntik.
b.      Untuk mengidentifikasi bagaimana berat badan ibu setelah mengunakan alat kontrasepsi suntik.
c.       Untuk mengidentifikasi adakah perbedaan berat badan ibu sebelum dan setelah menggunakan alat kontrasepsi suntik

D.    Manfaat penelitian
1.      Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang analisis perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi suntik.
2.      Bagi Lahan Penelitian (Petugas Kesehatan)
Menjadi bahan masukan dan sumber informasi mengenai perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik.
3.      Bagi Akseptor KB Suntik
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi akseptor KB suntik sebagai sumber pengetahuan tentang perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi suntik.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Keluarga Berencana
1.      Pengertian KB
Menurut hartanto (2003) Keluarga Berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahirang yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga Berencana jika diartikan secara umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehongga bagi ibu maupun bayinya dari ayah serta keluarganya ataupun masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
            Kontrasepsi adalah usaha-usaha mencegah kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi idela itu harus dapat di percaya, tidak menimbulkan efek yang menggangu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan saat melakukan coitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh lapisan masyarakat dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan (Wiknjosastro, 1999).
Pengertian secara khusus dari kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2002).
            Sedangkan menurut WHO (World Health Organization ) Expert Committee KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mengatur jarak kelahiran, kelahirang yang tidak diinginkan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.      Akseptor Keluarga Berencana (KB)
Akseptor Kelaurga Berencana adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi (BKKBN, 1995). Macam-macam akseptor KB yaitu :
a.       Akseptor KB baru
Akseptor KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi setelah mengalami persalinan atau keguguran.
b.      Akseptor KB aktif
Akseptor KB aktif adalah peserta KB yang terus mengguanakan alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.
c.       Akseptor KB Ganti Cara
Akseptor KB Ganti Cara adalah peserta KB yang berganti pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa diselingi kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini menggunakan cara komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang masih menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi.

B.     Alat Kontrasepsi Suntik
Suntik KB adalah kontrasepsi bagi wanita yang dilakukan melalui suntikan berisi obat dan dapat mempengaruhi kesuburan sehingga dapat mencegah kehamilan. Suntikan KB ini berisi hormon progesterone yang mempengaruhi pengeluaran hormon dari glandulla Pituatari yang mengatur ovulasi dan menyebabkan lendir servik menjadi lebih kental sehingga susah ditembus oleh spermatozoa.
Kontrasepsi adalah pencegahan (pembuahan),atau mencegah yerjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) dari wanita dengan sel mani (sperma) dari pria sekitar pesetubuhan, sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan sepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi pengertian kontrasepsi ada;ah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan akibat perkawinan sel telur yang matang dengan sperma.
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal yang berisi komponen prosgesteron atau komponen progesterone dan estrogen yang diberikan secara IM dalam pada Musculus Gluteus Maksimus diwaktu tertentu.
KB suntik cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin banyak di pakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan aman. Cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsisuntikan untuk mencegah kehamilan. Penelitian lapangan kontrasepsi suntikan dimulai tahun 1965 dan sekarang di seluruh dunia diperkirakan berjuta-juta wanita memakai cara ini untuk tujuan kontrasepsi. Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan, yaitu Depo Provera dan Noristerat.
Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai ke-5 pascapersalinan,segera setelah keguguran, atau pada interval lima hari masa haid. Hormon disintikkan secara intramuskular dalam di daerah gluterus maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap 2 bulan, dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.
1.      Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik
a.       Primer
Mencegah ovulasi dengan cara kerja kadar Folikel Stimulating Hormon dan Luteinizing Hormone respon kelenjar Hypohyse terhadap Gonadoptrin realizing Hormon tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di Hipithalamus daripada kelenjar Hypopise. Hal ini berbeda dengan pil oral kombinasi yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar Hypopise. Penggunaan kontrasepsi suntik tidak menyebabkan hyposestrogenik.
b.      Sekunder
Mengentalkan lendir cervik sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa, membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dan ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi transport ovum didalam tuba fallopi.
2.      Macam-Macam Alat Kontrasepsi Suntik
a.       DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat)
Merupakan suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita. DMPA ini tersedia dalam lautan  mikrostin yang berasal dari botol kecil dengan dosis 150 mg. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak dari suntikan tersebut lalu kadarnya tetaptinggi untuk waktu 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali. Terjadinya ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi pada umumnya ovulasi baru timbul setelah 4 bulan atau lebih.
Konsep penggunaan DMPA mengandung arti mekanis pembebasan berkesinambungan dalam suatu periode waktu guna mempertahankan kadar dalam yang efektif, secara farmakologis sudah diperhitungkan bahwa DMPA sedikitnya bereaksi dalam 3 cara yang berbeda-beda yaitu:
1)      DMPA menghambat sekresi gonadotropin terutama pembebasan seklus hormon luteinising sehingga menghambat ovulasi.
2)      DMPA meningkatkan viskositas kelenjar servik sehingga menghambat penetrasi sperma.
3)      DMPA mengubah ciri sekresi sehingga lingkungannya tidak menguntungkan proses implantasi sel telur yang telah dibuahi.
DMPA sangat efektif sebagai metode kontrasepsi, kurang dari 1 per 100 wanita mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian.
Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek, komulatif dalam darah atau serum. Contoh yang beredar dimasyarakat adalah Depo provera, depo progestin dan Depo Progestin.
Disarankan untuk mulai mengguanakan kontrasepsi suntikan selama 5-7 hari pertama haid. Dari penelitian di thailand terbukti bahwa DMPA di suntikan setelah 7 hari pertama dari siklus haid tidak terlalu mencegah ovulasi. Hal yang penting diketahui selain waktu penyuntikan juga teknik penyuntikan yang tidak dianjurkan melakukan masase pada tempat penyuntikan karena dapat menyebabkan pelepasan obat dari tempat penyuntikan akan dipercepat dan berakibat efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.
b.      NET-EN
Merupakan suatu progestin yang berasal daro testoterone, dibuat dalam laporan minyak, larutan yang bersifat minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.
NET-EN ini lebih cepat dimetabilisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan DMPA. Setelah suntikan NET-EN harus diubah menjadi Nosethidrone sebelum menjadi aktif secara biologis. Kadar puncak dalam serum tercapai 7 hari setelah panyuntikan semudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah suntikan. Contoh : Noristerat.


c.       Cycloprovera
Cycloprovera banyak dipergunakan di negara-negara amerika latin dan RRC, terdiri atak kombinasi estrogen dan progestin. Cycloprovera merupakan kombinasi 25 mg DMPA dan 5 mg Estadiol Cypionate dengan nama dagang Cyclofem. Dalam kemasan 0,5 ml suspensi aqueous steril.
Cycloprovera menimbulkan pendarahan teratur tiap bulan, mengurangi pendarahan bercak atau pendarahan iregular lainnya. Efek samping lebih cepat hilang setelah suntikan  dihentikan, tetapi penyuntikan cycloprovera lebih sering sehingga biaya keseluruhan menjadi lebih tinggi dan kemungkinan efek samping karena pengaruh estrogennya dan terjadi kelambatan kembalinya kesuburan setelah suntikan dihentikan.
3.      Keuntungan Dari Kedua Jenis Kontrasepsi Suntikan
a.          Sangat efektif
b.         Pencegahan kehamilan jangka panjang
c.          Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
d.         Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e.          Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f.          Sedikit efek samping
g.         Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h.         Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
i.           Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j.           Menurunkan kejadian penyakit jinak payudarak
k.         Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l.           Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sikle cell)

4.      Kerugian Dari Jenis Kontrasepsi Suntikan
a.       Pendarahan yang tidak menentu
b.      Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan
c.       Masih terjadi kemungkinan hamil
5.      Yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi suntikan
a.       Yang boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1)      Usia reproduksi
2)      Nulipara dan yang telah memiliki anak
3)      Menysui dan membutuhkan kontrasepsi sesuai
4)      Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6)      Setelah abotus atau keguguran
7)      Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8)      Perokok
9)      Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit
10)  Menggunakan obat untuk epilepsi (fenition dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
11)  Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
12)  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
13)  Anemia defisiensi zat besi
14)  Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
a.       Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1)      Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2)      Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3)      Tidak dapat menrima terjadinya gangguan haid,terutama amenorea
4)      Diabetes melitus disertai komplikasi
(Saifuddin, AB, dkk, 2003)
6.      Efek Samping Alat (Kontrasepesi Suntik)
a.       Gangguan haid
Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorea, pendarahan irregular, pendarahan bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
b.      Perubahan berat badan
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan tidak terlalu jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak dalam tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli, kontrasepsi suntikan dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya (Hartanto, 2003 )
c.       Sakit kepala
Insiden sakit kepala pada akseptor KB suntik terjadi antara 1-17% akseptor.
d.      Efek pada sistem Kardivaskuler
Pada penelitian dinyatakan tidak ada efek pada tekanan darah atau sistem pembuluh darah maupun sistem fibrinogen
e.       Efek metabolik
Kontrasepsi suntikan mempengaruhi metabolik karbohidrat tetapi tidak ditemukan.






BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Rencana Penelitian
Rencana atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua mean dependen (pairet sample) yaitu untuk menguji perbedaan mean antara 2 kelompok data.

B.  Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua akseptor KB suntik yang ada di RS Panembahan Senopati  yaitu sebanyak 201 orang.
2.    Sampel
Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah ibi-ibu penguna KB suntik >1 tahun di RS Panembahan Senopati yang datang pada bulan juni-juli berjumlah 60 orang.
3.    Teknik Sampling
Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu sampel yang didapatkan secara kebetulan ada atau tersedia.

C.  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RS Panembahan Senopati. Waktu yang digunakan pada penelitian ini selama kurang lebih 2 bulan. Penelitian dilaksanakan pada bulan juni sampai juli 2008.




D.  Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung terhadap responden dengan cara menimbang berat badan sebelum mengunakan KB suntik dan sesudah menggunakan KB suntik >1 tahun.
1.    Alat  Pengumpulan data (Instrumen Penelitian)
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis mengunakan lembar kuesioner sebagai instrumen penelitian yang meliputi pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
2.    Alat Ukur dan Pengukuran
Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan data primer (langsung) yaitu datayang diperoleh langsung dari responden dengan cara ditimbang berat badan sebelum menggunakan KB suntik dan sesudah >1 tahun menggunakan KB suntik dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai berat badan akseptor yang ada di RS Patembahan Senopati.
a.    Berat badan sebelum (40-29kg,50-59 kg dan >60 kg).
b.    Berat badan sesudah (40-49 kg, 50-59 kg dan >60 kg).

E.  Pengolahan dan Analisa  Data
1.    Pengolahan data
Setelah  data dikumpulkan diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a.    Editing
Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul yaitu dengan memeriksa kelengkapan, kesalahan  pengisian setiap jawaban dari daftar pertanyaan  sebagai persiapan  untuk entry data ke dalam tabulasi.


b.    Coding
Sebuah data di edit langkah berikutnya adalah mengkoding data, yaitu member kode terhadap setiap jawaban yang diberikan. Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi data, menghindari terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya. Juga untuk memudahkan pada saat analisis data dan proses  entry dengan bantuan perangkat lunak computer.
c.    Tabularing
Adalah teknik menghitung data atau mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode distribusi frekuensi.
d.    Cleaning
Dilakukan dengan cara memasukan data yang telah di coding ke dalam computer.
2.    Analisa data
a.    Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam penelitian ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.
Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga dapat mengetahui karakteristik atau gambaran dari variabel yang diteliti.
Dalam analisa univariat ini digunakan rata-rata (mean) untuk menganalisa hasil rata-rata hitung dari semua hasil pengamatan yang telah dilakukan, analisa ini digunakan kerena kemungkinan ditemukan adanya kesamaan pada hasil pengukuran/pengamatan, sedangkan daftar deviasi digunakan untuk memperoleh gambaran adanya hasil nilai tengah secara berbeda. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rata-rata (mean)
 =  
keterangan:
                      :           mean (rata-rata)
                    :           nilai x ke 1 sampai ke n
                      :           jumlah sampel

Varian (S2)
S2 =
Keterangan:
S2                           :               varian
X1                    :           nilai x ke 1 sampai n
                      :           mean (rata-rata)
                     :           jumlah sampel

Simpangan baku (S)
:
S                      :           simpangan baku
X1                   :           nilai x ke 1 sampai n
                      :           mean (rata-rata)
                     :           jumlah sampel

b.    Analisa Bivariat
Setelah didapatkan data dengan univariat, selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa komparatif berkolerasi, dimana penelitian ini dilakukan pada 2 variabel yang diduga berbeda serta pengujiannya menggunakan Uji-t, dimana teknik ini digunakan untuk membuktikan perbedaan antara2 variabel karena skala pengukuran 2 variabel tersebut adalah uji dua sampel independen.

Adapun rumus Uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut:
Text Box: t = d/( ((sd-d))⁄√n) 
           

Keterangan:
            d =               = definisi rata-rata.

























BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.  Hasil penelitian
Hasil penelitian mengenai perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di RS Panembahan Senopati Tahun 2008

B.  Analisa Univariat
Setelah dilakukan analisa univariat mengenai perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di RS Panembahan Senopati Tahun 2008 didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rata-rata Pengguna KB Suntik Sebelum dan Sesudah di RS Panembahan Senopati
Tahun 2008

             
Berat Badan

Mean

N
Standar
Deviasi (SD)

BB Sebelum dan Sesudah Menggunakan Suntikan KB

Sebelum

54,77

60

8,42

Sesudah

57,08

60

9,24

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa berat badan responden yang ada di RS Panembahan Senopati rata-rata sebelum diberikan suntikan KB adalah 54,77 dan rata-rata sesudah diberikan suntikan KB adalah 57,08 yang berarti rentang antara sebelum dan sesudah adalah (2,32)

C.  Analisa Bivariaat
Setelah didapatkan data dari analisis unvariat (tabel 5.1) dan perhitungan menggunakan Uji-t (paired sampel t-test), maka di peroleh:

Tabel 5.2
Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum dan Sesudah Menggunakan KB Suntik
di RS Panembahan Senopati
Tahun 2008



MEAN

Std.
Dev

df

T

P value

 Ic = 95%
Berat Badan (BB) Sebelum

2,32

3,50

0,45

-5,126

0,000
-3,22-
Berat Badan (BB) Sesudah
-1,41

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata berat badan responden yang ada di RS Panembahan Senopati sebelum dan sesudah diberikan suntikan KB adalah 2,32. Hasil Uji-t didapatkan nilai t = -5,126 denngan derajat kebebasan (df) = n-1 = 60-1=59. Hasil uji statistik diperoleh dari nilai p value untuk uji dua sisi (2 tailed) adalah 0,000 (<=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB Suntik  di RS Panembahan Senopati tahun 2008.







BAB V
PEMBAHASAN

A.  PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisa data mengenai perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di Rs. Panembahan Senopati Tahun 2008, maka diketahui dari hasil penelitian terbukti bahwa KB suntik mampu menghasilkan perbedaan terhadap peningkatan berat badan responden sesudah menggunakan KB suntik, dimana nilai P value=0,000 yang berarti ada perbedaan terhadap berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik ibu di Rs. Panembahan Senopati tahun 2008.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa adanya kecenderungan suntikan KB sebagai penyebab meningkatnta berat badan akseptor KB. Untuk itu peneliti mencoba membandingkan dengan hasil peneliti yang dilakukan oleh Noviani mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik di Puskesmas Bantul diketahui bahwa salah satunya adalah kenaikan berat badan 36,25%. Namun sangat disayangkan bahwa hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminar (2007) yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor ganti cara dari suntik ke pil di Bps. Banguntapan terungkap bahwa tidak ada hubungan antara efek samping dengan akseptor ganti cara menjadi alat kontrasepsi  pil di Bps Bangntapan (p>=0,05:OR=3,450). Sementara hasil penelitian Agustina (2007) menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dan pemilihan KB suntik di salah satu Bps Sleman (p value=0,043 dan OR=0,778).
Dalam hal ini peneliti menilai bahwa meskipun antara hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya khususnya mengenai efek samping dari pengguna KB suntik tidak terdapat pengaruh maupun hubungan yang berarti, namun peneliti melihat adanya kecenderungan peningkatan berat badan terhadap penggunaan KB suntik oleh akseptor KB suntik. Bahwa salah satu efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan KB suntik adalah perubahan berat badan yaitu secara umum pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg dalam tahun pertama meskipun penyebab pertambahan tidak terlalu jelas dan nampaknya terjadi karena bertambahnya lemak dalam tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli menyebutkan bahwa kontrasepsi suntikan dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa jika KB suntikmemungkinkan terjadinya peningkatan berat badan yang berlebihan, maka sebaiknya akseptor KB suntik mencoba (beralih) menggunakan alat kontrasepsi lainnya seperti IUD/AKDR, MOW dan implant. Sehingga hasil yang diinginkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.











BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian mengenai analisa berdasarkan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di Rs. Panembahan Senopati tahun 2008, maka dapat diambil kesimpulan yaitu ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di Rs. Panembahan Senopati tahun 2008 dimana p value=0,000 yang berarti (p<a=0,05).

B.  Saran
1.    Bagi Lahan Penelitian (Petugas Kesehatan)
Dapat terus meningkatkan pelayanan kontrasepsi khususnya petugas KB dan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi KB suntik sebagai pencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan menjarangkan kehamilan. Selain itu diupayakan untuk terus memberikan informasi secara langsung kepada PUS maupun WUS tentang pentingnya menggunakan KB dengan membagikan leaflet ataupun memasang poster-poster mengenai KB suntik dan penggunaannya di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti posyandu dan puskesmas.
2.    Bagi Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat meneliti lebih jauh tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan efek samping penggunaan KB suntik seperti gangguan haid, sakit kepala, perubahan sistem kardiovaskuler yang diduga berpengaruh terhadap penggunaan KB suntik, sehingga hasil penelitian dapat sesuai dengan yang diharapkan.
3.    Bagi Akseptor KB Suntik
Untuk dapat memanfaatkan fasilitas serta sarana dan prasarana yang diberikan oleh petugas kesehatan dalam menurunkan angka fasilitas dan menjarangkan kelahiran bayi salah satunya adalah dengan rutin melakukan menggunakan KB suntik tanpa harus khawatir secara berlebihan efek samping yang dapat ditimbulkan dari alat kontrasepsi KB suntik.

















DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, et al, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Edisi ke-3, Pusat Bahasa-Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta.
Arikunto, S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2002, Statistik kesejahteraan Rakyat “Wel Statistics”, BPS, Jakarta.
BKKBN, 1993, Panduan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Hormonal, BKKBN, Jakarta.
Hartanto, Hanafi, 2003, KB dan Kontasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Monsjoer, Arif, 2002, Kapita selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus,1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo, 2005, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bahri, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.
Wiknjosatro, Hanifa, 1992, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar