Proposal
Karya Tulis Ilmiah
ANALISA
PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK
DI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
TAHUN
2008
Disusun
oleh :
·
Ayu Bonita Avianty (120165)
·
Sitti Fatimah Yogyandari (120169)
·
Siti Hadidja Pudi (120164)
·
Nurul Vira
Octaviani (120147)
·
Vebryana Eka
Ayuningtyas (120141)
AKADEMI
KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2012
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
ANALISA
PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK
DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
TAHUN
2008
Telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk diseminarkan
Proposal
Karya Tulis Ilmiah di Akademi Kebidanan Yogyakarta
Tanggal 18 Desember 2012
Disusun
oleh :
·
Ayu Bonita Avianty (120165)
·
Sitti Fatimah Yogyandari (120169)
·
Siti Hadidja Pudi (120164)
·
Nurul Vira
Octaviani (120147)
·
Vebryana Eka
Ayuningtyas (120141)
Pembimbing I
(Yulia Purwantiningsih, M. Pd.)
|
|
Pembimbing II
(Septiana Nurul Suryani, S. S.)
|
Lembar
Persetujuan
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
ANALISA PERBEDAAN BERAT
BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB SUNTIK
DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
TAHUN
2008
Telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk dilaksanakan
penelitian
di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2008
Tanggal 18 Desember 2012
Disusun
oleh :
·
Ayu Bonita Avianty (120165)
·
Sitti Fatimah Yogyandari (120169)
·
Siti Hadidja Pudi (120164)
·
Nurul
Vira Octaviani (120147)
·
Vebryana Eka
Ayuningtyas (120141)
Mengetahui
:
Pembimbing I
|
(Yulia, M.
Pd.)
|
___________________
|
Pembimbing II
|
(Septiana
Nurul, S.S.)
|
_____________________
|
Penguji
|
(Abdul Wadab, M.P.H.)
|
_____________________
|
Direktur
Akademi Kebidanan
Yogyakarta
(Drs. Henri Soekirdi)
|
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobil’alamin.
Segala puji bagi Allah SWT, yang tiada Tuhan selain diriNya yang menguasai alam
semesta ini dan telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua,
sehingga dengan ijinNya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah.
Penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan,
dan pengarahan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs.
Henri Soekirdi, M. Kes. Selaku Direktur Akademi Kebidanan Yogyakarta.
2. Yulia
Purwantiningsih, M. Pd. selaku pembimbing I dalam penyusunan Proposal Karya
Tulis Ilmiah.
3. Septiana
Nurul Suryani, S. S. selaku pembimbing II dalam penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Abdul
Wadab, M.P.H. selaku Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Staf
RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah membantu studi pendahuluan dalam
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
6. Orang
tua yang selalu mendukung dan mendoakan dalam pembuatan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.
7. Staf,
karyawan dan mahasiswa di Akademi Kebidanan Yogyakarta.
8. Semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan doa dalam kelancaran penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan
segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran
dan evaluasi untuk perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
Yogyakarta,
18 Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR
ISI ..........................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar
Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan
Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan ..........................................................................................................3
D. Manfaat
Penelitian ..................................................................................4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................5
A. Keluarga
Berencana ..................................................................................5
B. Alat
Kontrasepsi Suntik ......................................................................6
BAB
III METODE PENELITIAN ....................................................................13
A. Rencana
Penelitian ................................................................................13
B. Populasi
dan Sampel ................................................................................13
C. Lokasi
dan Waktu Penelitian ....................................................................13
D. Pengumpulan
Data ................................................................................14
E. Pengolahan
dan Analisa Data ....................................................................14
BAB
IV HASIL PENELITIAN ....................................................................18
A. Hasil
Peneltian ................................................................................18
B. Analisa
Univariat ................................................................................18
C. Analisa
Bivariaat ................................................................................19
BAB
V PEMBAHASAN ................................................................................20
A. Pembahasan ............................................................................................20
BAB
VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................22
A. Kesimpulan ............................................................................................22
B. Saran ........................................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Laju pertambahan penduduk di
Indonesia dimasa ini kurang mengembirakan. Hal ini dapat dilihat dari laju
pertumbuhan di Indonesia berdasarkan
sensus tahun 2004 mencapai 1,26% sedangkan jumlah kelahiran pertahun 1000 penduduk
mencapai 20,02% (Hasil SKDI 2002-2003). Oleh
karena itu pemerintah terus berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk
yang terus meningkat.
Salah satu usaha untuk menanggulangi
masalah kependudukan tersebut adalah dengan mengikuti program KB yang dimaksudkan
untuk membantu pasangan dan perorangan dalam tujuan reproduksi sehat, mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan yang berisiko tinggi, kesakitan dan
kematian, membuat pelayanan bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh
bagi semua orang yang membutuhkan,
meningkatkan mutu nasehat, komunikasi, edukasi, konseling dan pelayanan
meningkatkan pemberian ASI untuk menjarangkan kehamilan (ICPD, 1994).
Program KB yang didasarkan pada
Undang-undang Nomor 10 tahun 1992
tentang perkembangan kependudukan dan perkembangan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan. Kebijakan operasional dikembangkan
berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan
kesejahteraan keluarga, yang selanjutnya secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi pelayanan kesehatan keluarga gerakan KB Nasional
(Depkes RI.1999).
Sudah lebih dari tiga dasa warsa,
program KB telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari menurunnya angka fertilitas yang semula 5,6 per wanita pada
tahun 80-an, menjadi 2,6 anak wanita usia subur (SDKI, 2002-2003).
Hal ini menunjukkan bahwa program
KB telah diterima dan membudaya di masyarakat. Pencapaian peserta KB dari waktu
kewaktu juga terus meningkat. Pada tahun 1994 peserta KB sebesar 54,7% dan
tahun 1997 meningkat menjadi 56.4% yang kemudian meningkat menjadi 60,3% (SDKI,2002-2003).
Dari pencapaian
tersebut, asyarakat lebih memilih alat kontrasepasi
yang sifatnya praktis dan efektifitas tinggi, seperti pil dan suntik (Hantanto,
2003). Di Indonesia menurut penelitian The National and Economic Survey
(1997-1998). Akseptor KB suntik mencapai 21,1% dari total jumlah
akseptor KB yang popular dipakai adalah Depo Provera 150 mg. Sedangkan
SDKI tahun 2002-2003, kontrsepsi suntik dengan prevalensi 27,8% yang kemudian
disusul pil 13,22% sedangkan peserta pria masih relatif rendah yaitu mencapai
2%.
Kontrasepsi
hormonal seperti suntik memiliki daya kerja yang lama, tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari tetapi tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya
tinggi, artinya kembali kesuburan setelah pamakain berlangsung cepat (FK UNPAD:
1996). Namun setiap metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping tersendiri
metode hormonal seperti suntik ini umumnya menpunyai efek samping yang berupa
gangguan haid, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala dan kenaikan
tekanan darah (Hartanto, 2003).
Perubahan kenaikan berat badan
merupakan kelainan metabolisme yang
paling sering dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam
kontrasepsi suntik yaitu hormon estrogen dan progesteron.
Dari hasil pre survei 20 orang
pengguna alat kontrasepsi suntik di RSUD Panembahan Senopati Bantul, 8 orang mengalami
peningkatan berat badan <5%, 8 orang mengalami peningkatan berat badan 5-10%, 2 orang mengalami
peningkatan >10% dan 2 orang berat badan tetap atau cenderung menurun.
Setelah pemakaian lebih dari satu tahun.
Berdasarkan fenomena-fenomena di
atas, maka penulis tertarik melakukan penelitan mengenai “Analisis Perbedaan
Berat Badan Sebelum dan Sesudah Menggunakan
KB Suntik di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
dapat di rumuskan masalah penelitian adalah “Analisis Perbedaan Berat Badan
Sebelum dan Sesudah Menggnakan KB Sutik di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
C. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB
suntik di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
mengidentifikasi bagaimana berat badan ibu sebelum menggunakan alat kontrasepsi
suntik.
b. Untuk
mengidentifikasi bagaimana berat badan ibu setelah mengunakan alat kontrasepsi
suntik.
c. Untuk
mengidentifikasi adakah perbedaan berat badan ibu sebelum dan setelah
menggunakan alat kontrasepsi suntik
D. Manfaat
penelitian
1. Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang
analisis perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan alat
kontrasepsi suntik.
2. Bagi
Lahan Penelitian (Petugas Kesehatan)
Menjadi bahan masukan dan sumber
informasi mengenai perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB
suntik.
3. Bagi
Akseptor KB Suntik
Peneliti
mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
khususnya bagi akseptor KB suntik sebagai sumber pengetahuan tentang perbedaan
berat badan sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi suntik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Keluarga
Berencana
1. Pengertian
KB
Menurut
hartanto (2003) Keluarga Berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahirang yang memang diinginkan, mengatur
interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga Berencana jika diartikan
secara umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedemikian rupa sehongga bagi ibu maupun bayinya dari ayah serta keluarganya
ataupun masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Kontrasepsi
adalah usaha-usaha mencegah kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara
dan dapat juga bersifat permanen. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal
belum ada. Kontrasepsi idela itu harus dapat di percaya, tidak menimbulkan efek
yang menggangu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak
menimbulkan gangguan saat melakukan coitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus,
mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh lapisan
masyarakat dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan
(Wiknjosastro, 1999).
Pengertian secara khusus dari
kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya tersebut
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo,
2002).
Sedangkan
menurut WHO (World Health Organization
) Expert Committee KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mengatur jarak kelahiran, kelahirang yang tidak diinginkan
dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2. Akseptor
Keluarga Berencana (KB)
Akseptor Kelaurga Berencana adalah pasangan usia
subur yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi (BKKBN,
1995). Macam-macam akseptor KB yaitu :
a. Akseptor
KB baru
Akseptor
KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat
kontrasepsi setelah mengalami persalinan atau keguguran.
b. Akseptor
KB aktif
Akseptor
KB aktif adalah peserta KB yang terus mengguanakan alat kontrasepsi tanpa
diselingi kehamilan.
c. Akseptor
KB Ganti Cara
Akseptor
KB Ganti Cara adalah peserta KB yang berganti pemakaian dari suatu metode
kontrasepsi lainnya tanpa diselingi kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini
menggunakan cara komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Berdasarkan pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari akseptor KB adalah pasangan
usia subur yang masih menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi.
B.
Alat
Kontrasepsi Suntik
Suntik
KB adalah kontrasepsi bagi wanita yang dilakukan melalui suntikan berisi obat
dan dapat mempengaruhi kesuburan sehingga dapat mencegah kehamilan. Suntikan KB
ini berisi hormon progesterone yang mempengaruhi pengeluaran hormon dari
glandulla Pituatari yang mengatur ovulasi dan menyebabkan lendir servik menjadi
lebih kental sehingga susah ditembus oleh spermatozoa.
Kontrasepsi adalah pencegahan (pembuahan),atau
mencegah yerjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) dari wanita dengan sel
mani (sperma) dari pria sekitar pesetubuhan, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan sepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Jadi pengertian kontrasepsi ada;ah menghindari /
mencegah terjadinya kehamilan akibat perkawinan sel telur yang matang dengan
sperma.
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi
hormonal yang berisi komponen prosgesteron atau komponen progesterone dan
estrogen yang diberikan secara IM dalam pada Musculus Gluteus Maksimus diwaktu tertentu.
KB suntik cukup praktis tetapi
karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif
sering mengalami efek samping yang agak berat.
Kontrasepsi hormonal jenis KB
suntikan di Indonesia semakin banyak di pakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan aman. Cara ini mulai disukai
masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai
kontrasepsisuntikan untuk mencegah kehamilan. Penelitian lapangan kontrasepsi
suntikan dimulai tahun 1965 dan sekarang di seluruh dunia diperkirakan
berjuta-juta wanita memakai cara ini untuk tujuan kontrasepsi. Saat ini
terdapat dua macam kontrasepsi suntikan, yaitu Depo Provera dan Noristerat.
Suntikan diberikan mulai hari ke-3
sampai ke-5 pascapersalinan,segera setelah keguguran, atau pada interval lima
hari masa haid. Hormon disintikkan secara intramuskular dalam di daerah
gluterus maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap
bulan, Noristerat tiap 2 bulan, dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.
1. Mekanisme
Kerja Kontrasepsi Suntik
a. Primer
Mencegah
ovulasi dengan cara kerja kadar Folikel Stimulating Hormon dan Luteinizing Hormone respon kelenjar Hypohyse terhadap Gonadoptrin realizing
Hormon tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di Hipithalamus daripada kelenjar Hypopise.
Hal ini berbeda dengan pil oral kombinasi yang tampaknya menghambat ovulasi
melalui efek langsung pada kelenjar Hypopise. Penggunaan kontrasepsi suntik
tidak menyebabkan hyposestrogenik.
b. Sekunder
Mengentalkan
lendir cervik sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa, membuat
endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dan ovum yang telah dibuahi,
mempengaruhi transport ovum didalam tuba fallopi.
2. Macam-Macam
Alat Kontrasepsi Suntik
a. DMPA
(Depo Medroxy Progesteron Acetat)
Merupakan
suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh
wanita. DMPA ini tersedia dalam lautan
mikrostin yang berasal dari botol kecil dengan dosis 150 mg. Setelah 1
minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak dari suntikan tersebut lalu
kadarnya tetaptinggi untuk waktu 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
Terjadinya ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan,
tetapi pada umumnya ovulasi baru timbul setelah 4 bulan atau lebih.
Konsep
penggunaan DMPA mengandung arti mekanis pembebasan berkesinambungan dalam suatu
periode waktu guna mempertahankan kadar dalam yang efektif, secara farmakologis
sudah diperhitungkan bahwa DMPA sedikitnya bereaksi dalam 3 cara yang
berbeda-beda yaitu:
1) DMPA
menghambat sekresi gonadotropin terutama pembebasan seklus hormon luteinising
sehingga menghambat ovulasi.
2) DMPA
meningkatkan viskositas kelenjar servik sehingga menghambat penetrasi sperma.
3) DMPA
mengubah ciri sekresi sehingga lingkungannya tidak menguntungkan proses
implantasi sel telur yang telah dibuahi.
DMPA sangat efektif sebagai metode
kontrasepsi, kurang dari 1 per 100 wanita mengalami kehamilan dalam 1 tahun
pemakaian.
Pada pemakaian jangka lama, tidak
terjadi efek, komulatif dalam darah atau serum. Contoh yang beredar
dimasyarakat adalah Depo provera, depo
progestin dan Depo Progestin.
Disarankan untuk mulai mengguanakan
kontrasepsi suntikan selama 5-7 hari pertama haid. Dari penelitian di thailand
terbukti bahwa DMPA di suntikan setelah 7 hari pertama dari siklus haid tidak
terlalu mencegah ovulasi. Hal yang penting diketahui selain waktu penyuntikan
juga teknik penyuntikan yang tidak dianjurkan melakukan masase pada tempat
penyuntikan karena dapat menyebabkan pelepasan obat dari tempat penyuntikan
akan dipercepat dan berakibat efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.
b. NET-EN
Merupakan
suatu progestin yang berasal daro testoterone, dibuat dalam laporan minyak,
larutan yang bersifat minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan
akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah dapat sangat
bervariasi.
NET-EN ini lebih cepat
dimetabilisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan DMPA. Setelah
suntikan NET-EN harus diubah menjadi Nosethidrone sebelum menjadi aktif secara
biologis. Kadar puncak dalam serum tercapai 7 hari setelah panyuntikan semudian
menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah
suntikan. Contoh : Noristerat.
c. Cycloprovera
Cycloprovera
banyak dipergunakan di negara-negara amerika latin dan RRC, terdiri atak
kombinasi estrogen dan progestin. Cycloprovera merupakan kombinasi 25 mg DMPA
dan 5 mg Estadiol Cypionate dengan
nama dagang Cyclofem. Dalam kemasan
0,5 ml suspensi aqueous steril.
Cycloprovera
menimbulkan pendarahan teratur tiap bulan, mengurangi pendarahan bercak atau
pendarahan iregular lainnya. Efek samping lebih cepat hilang setelah
suntikan dihentikan, tetapi penyuntikan
cycloprovera lebih sering sehingga biaya keseluruhan menjadi lebih tinggi dan
kemungkinan efek samping karena pengaruh estrogennya dan terjadi kelambatan
kembalinya kesuburan setelah suntikan dihentikan.
3. Keuntungan
Dari Kedua Jenis Kontrasepsi Suntikan
a.
Sangat efektif
b.
Pencegahan kehamilan
jangka panjang
c.
Tidak berpengaruh
terhadap hubungan suami istri
d.
Tidak mengandung
estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
e.
Tidak memiliki pengaruh
terhadap ASI
f.
Sedikit efek samping
g.
Klien tidak perlu
menyimpan obat suntik
h.
Dapat digunakan oleh
perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
i.
Membantu mencegah
kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j.
Menurunkan kejadian
penyakit jinak payudarak
k.
Mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul
l.
Menurunkan krisis
anemia bulan sabit (sikle cell)
4. Kerugian
Dari Jenis Kontrasepsi Suntikan
a. Pendarahan
yang tidak menentu
b. Terjadi
amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan
c. Masih
terjadi kemungkinan hamil
5. Yang
boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi suntikan
a. Yang
boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1) Usia
reproduksi
2) Nulipara
dan yang telah memiliki anak
3) Menysui
dan membutuhkan kontrasepsi sesuai
4) Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
5) Setelah
melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah
abotus atau keguguran
7) Telah
banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8) Perokok
9) Tekanan
darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit
10) Menggunakan
obat untuk epilepsi (fenition dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(rifampisin)
11) Tidak
dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
12) Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
13) Anemia
defisiensi zat besi
14) Mendekati
usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi
a. Yang
tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1) Hamil
atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2) Pendarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Tidak
dapat menrima terjadinya gangguan haid,terutama amenorea
4) Diabetes
melitus disertai komplikasi
(Saifuddin, AB,
dkk, 2003)
6. Efek
Samping Alat (Kontrasepesi Suntik)
a. Gangguan
haid
Pola
haid yang normal dapat berubah menjadi amenorea, pendarahan irregular,
pendarahan bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
b. Perubahan
berat badan
Umumnya
pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5
kg dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan tidak terlalu jelas. Tampaknya
terjadi karena bertambahnya lemak dalam tubuh dan bukan karena retensi cairan
tubuh. Hipotesa para ahli, kontrasepsi suntikan dapat merangsang pusat
pengendali nafsu makan hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari biasanya (Hartanto, 2003 )
c. Sakit
kepala
Insiden
sakit kepala pada akseptor KB suntik terjadi antara 1-17% akseptor.
d. Efek
pada sistem Kardivaskuler
Pada
penelitian dinyatakan tidak ada efek pada tekanan darah atau sistem pembuluh
darah maupun sistem fibrinogen
e. Efek
metabolik
Kontrasepsi
suntikan mempengaruhi metabolik karbohidrat tetapi tidak ditemukan.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A.
Rencana
Penelitian
Rencana
atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua mean dependen (pairet sample) yaitu untuk menguji
perbedaan mean antara 2 kelompok data.
B.
Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua akseptor KB suntik yang ada
di RS Panembahan Senopati yaitu sebanyak 201 orang.
2. Sampel
Sampel
adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. Pada penelitian ini yang
dijadikan sampel adalah ibi-ibu penguna KB suntik >1 tahun di RS Panembahan Senopati yang
datang pada bulan juni-juli berjumlah 60 orang.
3.
Teknik Sampling
Sampel
penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu sampel yang didapatkan secara kebetulan
ada atau tersedia.
C.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di RS Panembahan
Senopati. Waktu yang digunakan pada penelitian ini selama kurang lebih 2 bulan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan juni sampai juli 2008.
D.
Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini sumber data
yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung
terhadap responden dengan cara menimbang berat badan sebelum mengunakan KB
suntik dan sesudah menggunakan KB suntik >1 tahun.
1. Alat Pengumpulan data (Instrumen Penelitian)
Instrumen
penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Dalam
penelitian ini penulis mengunakan lembar kuesioner sebagai instrumen penelitian
yang meliputi pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden.
2. Alat
Ukur dan Pengukuran
Alat
pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan data primer
(langsung) yaitu datayang diperoleh langsung dari responden dengan cara
ditimbang berat badan sebelum menggunakan KB suntik dan sesudah >1 tahun
menggunakan KB suntik dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden
mengenai berat badan akseptor yang ada di RS Patembahan Senopati.
a. Berat
badan sebelum (40-29kg,50-59 kg dan >60 kg).
b. Berat
badan sesudah (40-49 kg, 50-59 kg dan >60 kg).
E.
Pengolahan
dan Analisa Data
1. Pengolahan
data
Setelah data dikumpulkan diolah dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Editing
Tahap
ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul yaitu dengan
memeriksa kelengkapan, kesalahan
pengisian setiap jawaban dari daftar pertanyaan sebagai persiapan untuk entry
data ke dalam tabulasi.
b.
Coding
Sebuah
data di edit langkah berikutnya adalah mengkoding data, yaitu member kode
terhadap setiap jawaban yang diberikan. Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi
data, menghindari terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya.
Juga untuk memudahkan pada saat analisis data dan proses entry dengan
bantuan perangkat lunak computer.
c.
Tabularing
Adalah
teknik menghitung data atau mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya
akan diolah dengan menggunakan metode distribusi frekuensi.
d.
Cleaning
Dilakukan
dengan cara memasukan data yang telah di coding
ke dalam computer.
2. Analisa
data
a. Analisa
Univariat
Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam penelitian ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.
Analisa yang digunakan adalah analisa
uraian yaitu dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel
yang diamati, sehingga dapat mengetahui karakteristik atau gambaran dari
variabel yang diteliti.
Dalam analisa univariat ini digunakan
rata-rata (mean) untuk menganalisa hasil rata-rata hitung dari semua hasil
pengamatan yang telah dilakukan, analisa ini digunakan kerena kemungkinan
ditemukan adanya kesamaan pada hasil pengukuran/pengamatan, sedangkan daftar
deviasi digunakan untuk memperoleh gambaran adanya hasil nilai tengah secara
berbeda. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rata-rata (mean)
=
keterangan:
: mean
(rata-rata)
: nilai
x ke 1 sampai ke n
: jumlah
sampel
Varian (S2)
S2 =
Keterangan:
S2 : varian
X1 : nilai x ke 1 sampai n
: mean
(rata-rata)
: jumlah
sampel
Simpangan baku (S)
:
S : simpangan baku
X1 : nilai x ke 1 sampai n
: mean
(rata-rata)
: jumlah
sampel
b. Analisa
Bivariat
Setelah didapatkan data dengan univariat,
selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa komparatif
berkolerasi, dimana penelitian ini dilakukan pada 2 variabel yang diduga
berbeda serta pengujiannya menggunakan Uji-t, dimana teknik ini digunakan untuk
membuktikan perbedaan antara2 variabel karena skala pengukuran 2 variabel
tersebut adalah uji dua sampel independen.
Adapun rumus Uji-t yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
d
= =
definisi rata-rata.
BAB
IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
Hasil penelitian mengenai perbedaan berat
badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di RS Panembahan Senopati Tahun
2008
B. Analisa Univariat
Setelah dilakukan analisa univariat
mengenai perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di RS
Panembahan Senopati Tahun 2008 didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 5.1
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Rata-rata Pengguna KB Suntik Sebelum dan
Sesudah di RS Panembahan Senopati
Tahun
2008
Berat
Badan
|
Mean
|
N
|
Standar
Deviasi (SD)
|
|
BB Sebelum dan
Sesudah Menggunakan Suntikan KB
|
Sebelum
|
54,77
|
60
|
8,42
|
Sesudah
|
57,08
|
60
|
9,24
|
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa
berat badan responden yang ada di RS Panembahan Senopati rata-rata sebelum
diberikan suntikan KB adalah 54,77 dan rata-rata sesudah diberikan suntikan KB
adalah 57,08 yang berarti rentang antara sebelum dan sesudah adalah (2,32)
C. Analisa Bivariaat
Setelah didapatkan data dari
analisis unvariat (tabel 5.1) dan perhitungan menggunakan Uji-t (paired sampel
t-test), maka di peroleh:
Tabel 5.2
Perbedaan Berat Badan
Ibu Sebelum dan Sesudah Menggunakan KB Suntik
di RS Panembahan
Senopati
Tahun 2008
|
MEAN
|
Std.
Dev
|
df
|
T
|
P value
|
Ic = 95%
|
Berat
Badan (BB) Sebelum
|
2,32
|
3,50
|
0,45
|
-5,126
|
0,000
|
-3,22-
|
Berat
Badan (BB) Sesudah
|
-1,41
|
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata berat
badan responden yang ada di RS Panembahan Senopati sebelum dan sesudah
diberikan suntikan KB adalah 2,32. Hasil Uji-t didapatkan nilai t = -5,126
denngan derajat kebebasan (df) = n-1 = 60-1=59. Hasil uji statistik diperoleh
dari nilai p value untuk uji dua sisi (2 tailed) adalah 0,000 (<=0,05). Maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah
menggunakan KB Suntik di RS Panembahan
Senopati tahun 2008.
BAB V
PEMBAHASAN
A.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisa data
mengenai perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di
Rs. Panembahan Senopati Tahun 2008, maka diketahui dari hasil penelitian
terbukti bahwa KB suntik mampu menghasilkan perbedaan terhadap peningkatan
berat badan responden sesudah menggunakan KB suntik, dimana nilai P value=0,000
yang berarti ada perbedaan terhadap berat badan sebelum dan sesudah menggunakan
KB suntik ibu di Rs. Panembahan Senopati tahun 2008.
Berdasarkan uraian tersebut
terlihat bahwa adanya kecenderungan suntikan KB sebagai penyebab meningkatnta
berat badan akseptor KB. Untuk itu peneliti mencoba membandingkan dengan hasil
peneliti yang dilakukan oleh Noviani mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan penggunaan KB suntik di Puskesmas Bantul diketahui bahwa salah satunya
adalah kenaikan berat badan 36,25%. Namun sangat disayangkan bahwa hasil
tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminar
(2007) yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor ganti cara dari
suntik ke pil di Bps. Banguntapan terungkap bahwa tidak ada hubungan antara
efek samping dengan akseptor ganti cara menjadi alat kontrasepsi pil di Bps Bangntapan (p>=0,05:OR=3,450). Sementara hasil penelitian Agustina (2007)
menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dan pemilihan KB
suntik di salah satu Bps Sleman (p
value=0,043 dan OR=0,778).
Dalam hal ini peneliti menilai
bahwa meskipun antara hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
khususnya mengenai efek samping dari pengguna KB suntik tidak terdapat pengaruh
maupun hubungan yang berarti, namun peneliti melihat adanya kecenderungan
peningkatan berat badan terhadap penggunaan KB suntik oleh akseptor KB suntik.
Bahwa salah satu efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan KB suntik
adalah perubahan berat badan yaitu secara umum pertambahan berat badan tidak
terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg dalam tahun pertama
meskipun penyebab pertambahan tidak terlalu jelas dan nampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak dalam tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa
para ahli menyebutkan bahwa kontrasepsi suntikan dapat merangsang pusat
pengendali nafsu makan hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari biasanya.
Dalam hal ini peneliti menyimpulkan
bahwa jika KB suntikmemungkinkan terjadinya peningkatan berat badan yang
berlebihan, maka sebaiknya akseptor KB suntik mencoba (beralih) menggunakan
alat kontrasepsi lainnya seperti IUD/AKDR, MOW dan implant. Sehingga hasil yang
diinginkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan
pembahasan hasil penelitian mengenai analisa berdasarkan berat badan sebelum
dan sesudah menggunakan KB suntik di Rs. Panembahan Senopati tahun 2008, maka
dapat diambil kesimpulan yaitu ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan
sesudah menggunakan KB suntik di Rs. Panembahan Senopati tahun 2008 dimana p
value=0,000 yang berarti (p<a=0,05).
B.
Saran
1. Bagi
Lahan Penelitian (Petugas Kesehatan)
Dapat terus meningkatkan pelayanan
kontrasepsi khususnya petugas KB dan memberikan pendidikan kesehatan pada
masyarakat berupa penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik sebagai pencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan
menjarangkan kehamilan. Selain itu diupayakan untuk terus memberikan informasi
secara langsung kepada PUS maupun WUS tentang pentingnya menggunakan KB dengan
membagikan leaflet ataupun memasang poster-poster mengenai KB suntik dan
penggunaannya di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti posyandu dan
puskesmas.
2. Bagi
Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat meneliti
lebih jauh tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan efek samping
penggunaan KB suntik seperti gangguan haid, sakit kepala, perubahan sistem
kardiovaskuler yang diduga berpengaruh terhadap penggunaan KB suntik, sehingga
hasil penelitian dapat sesuai dengan yang diharapkan.
3. Bagi
Akseptor KB Suntik
Untuk dapat memanfaatkan fasilitas
serta sarana dan prasarana yang diberikan oleh petugas kesehatan dalam
menurunkan angka fasilitas dan menjarangkan kelahiran bayi salah satunya adalah
dengan rutin melakukan menggunakan KB suntik tanpa harus khawatir secara
berlebihan efek samping yang dapat ditimbulkan dari alat kontrasepsi KB suntik.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et al, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Edisi
ke-3, Pusat Bahasa-Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta.
Arikunto, S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2002, Statistik kesejahteraan Rakyat “Wel
Statistics”, BPS, Jakarta.
BKKBN, 1993, Panduan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan
Hormonal, BKKBN, Jakarta.
Hartanto, Hanafi, 2003, KB dan Kontasepsi, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Monsjoer, Arif, 2002, Kapita selekta Kedokteran, Media
Aesculapius, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus,1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo, 2005, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta. Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bahri, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.
Wiknjosatro, Hanifa, 1992, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar